BULELENG, INFO DEWATA – Proyek peningkatan jalan hotmix yang menghubungkan Banjar Dinas Klandis dan Banjar Dinas Mengandang, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, akhirnya diperbaiki oleh pihak kontraktor setelah menuai sorotan publik terkait kualitas hasil pekerjaan.
Proyek infrastruktur senilai Rp5,9 miliar yang masih dalam tahap pengerjaan dan belum diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng ini dikritik karena dianggap tidak memenuhi standar kualitas. Pihak rekanan akhirnya melakukan perbaikan menyeluruh (overlay), bukan sekadar tambal sulam, di sejumlah titik yang dianggap bermasalah.
Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna secara langsung memantau proyek ini, didampingi oleh Kepala Dinas PUTR Buleleng, Putu Adipta Eka Putra, serta pelaksana proyek dari pihak swasta, Komang Suwanta.
Proyek berlokasi di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, kawasan pegunungan yang dikenal memiliki medan terjal dan rentan cuaca ekstrem. Pemeriksaan lapangan dilakukan pada Selasa, 13 Mei 2025.
Sorotan muncul akibat hasil pengerjaan jalan yang dinilai belum maksimal, padahal proyek bernilai miliaran rupiah. Publik menyoroti lambannya progres dan adanya kerusakan di beberapa titik, meski belum dilakukan serah terima resmi. Pemerintah daerah pun menegaskan bahwa evaluasi terhadap proses tender akan diperketat, terutama untuk proyek di lokasi-lokasi ekstrem.
Menurut Wakil Bupati Supriatna, medan dan cuaca menjadi tantangan utama yang memengaruhi kualitas pengerjaan. Pemkab Buleleng tetap meminta pelaksanaan proyek sesuai spesifikasi dan Term of Reference (TOR) yang telah disepakati. Kepala Dinas PUTR menyebut progres fisik baru mencapai 85 persen dan pembayaran baru dilakukan sebesar 30 persen, sisanya menunggu hasil uji mutu laboratorium.
Pelaksana proyek, Komang Suwanta, mengungkapkan bahwa distribusi material menjadi tantangan tersendiri, karena harus memutar jalur untuk mencapai lokasi. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen melakukan perbaikan menyeluruh demi menjamin kualitas pekerjaan sesuai kontrak.
Pentingnya efisiensi dalam pengelolaan proyek infrastruktur, terutama dalam kondisi geografis dan iklim yang sulit. Evaluasi proses tender dan pengawasan proyek sangat vital untuk mencegah pemborosan anggaran.
Selain itu, sistem pembayaran berbasis progres dan uji mutu laboratorium menunjukkan upaya Pemkab Buleleng dalam menekan potensi kerugian negara serta memastikan bahwa investasi pembangunan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.