Peristiwa

Jaga Bali Tanpa Ormas: Pasikian Pecalang Bali Akan Gelar Deklarasi di Lapangan Renon

Deklarasi penolakan ormas preman akan digelar di Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (17/5/2025). Deklarasi ini mempertegas sikap desa adat dalam menjaga keamanan tanpa kehadiran preman bermodus ormas.
Deklarasi penolakan ormas preman akan digelar di Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (17/5/2025). Deklarasi ini mempertegas sikap desa adat dalam menjaga keamanan tanpa kehadiran preman bermodus ormas.

DENPASAR, INFO DEWATA – Penolakan terhadap kehadiran organisasi masyarakat (ormas) luar Bali yang dinilai menimbulkan keresahan, kini semakin masif. Setelah Gubernur Bali secara terbuka menyatakan sikapnya, kini giliran Pasikian Pecalang Bali yang akan menggelar deklarasi penolakan secara terbuka, Sabtu, 17 Mei 2025 di Lapangan Renon, Denpasar.

Pasikian Pecalang Bali merespons kekhawatiran masyarakat terhadap masuknya ormas-ormas dari luar Bali yang membawa agenda keamanan, namun justru menimbulkan keresahan.

Pemuda Tewas Tabrak Truk Parkir di Jalan Gelap Banjarangkan

Melalui deklarasi yang akan dilakukan, para pecalang menyuarakan sikap menolak keberadaan ormas yang diduga menyusup sebagai preman berkedok pengaman.

Deklarasi ini diprakarsai langsung oleh Pasikian Pecalang Bali, dan didukung penuh oleh Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali. Bendesa Agung MDA, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, menegaskan bahwa desa adat di Bali tidak membutuhkan kehadiran ormas luar, karena sudah memiliki sistem pengamanan tradisional yang kuat melalui pecalang, yang selama ini bersinergi dengan kepolisian dan TNI.

Deklarasi akan digelar di Lapangan Renon, Denpasar, pada Sabtu, 17 Mei 2025. Acara ini merupakan bentuk persatuan sikap dari seluruh pecalang desa adat se-Bali.

Menurut Ida Penglingsir, keberadaan preman berkedok ormas tidak hanya mengganggu stabilitas keamanan, tetapi juga mencederai tatanan sosial dan tradisi yang sudah dijalankan secara turun-temurun di Bali. Ia menegaskan, sistem keamanan di desa adat sudah cukup melalui kolaborasi antara pecalang, TNI, dan Polri, tanpa perlu campur tangan ormas luar.

Juru bicara Pasikian Pecalang Bali, Yudhi Pasek Kusuma, menyebut bahwa deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari aspirasi pecalang di berbagai desa adat yang serempak menolak kehadiran ormas-ormas yang menyusup atas nama keamanan.

Dalam deklarasi tersebut, poin utama yang ditegaskan adalah penolakan terhadap ormas yang justru menimbulkan keresahan dan mendukung penuh aparat TNI-Polri dalam menjaga Bali tetap aman.

Selain itu, MDA Bali juga menyambut baik rencana pemberian insentif kepada pecalang sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka. Selama ini, pecalang telah bekerja secara sukarela atau ngayah tanpa honor, namun tetap konsisten menjaga keamanan dan keharmonisan di wilayah adat.

Deklarasi yang akan digelar oleh Pasikian Pecalang Bali menjadi simbol sikap tegas masyarakat adat terhadap intervensi ormas luar. Dengan komitmen menjaga kearifan lokal dan sinergi bersama aparat negara, Bali menunjukkan bahwa keamanan tidak perlu dibayar mahal oleh kekuatan luar, tapi cukup dengan kekuatan gotong royong dan kearifan lokal yang sudah terbukti selama bertahun-tahun. (*)

Main Domino Berujung Maut di Buleleng, Nyoman Kana Tewas Ditikam Usai Cekcok Karena Kalah Main

Bagikan