JEMBRANA, INFO DEWATA – Cuaca buruk yang melanda perairan Selat Bali sejak beberapa hari terakhir menyebabkan gangguan serius terhadap aktivitas pelayaran di lintasan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk. Akibatnya, antrean kendaraan terutama angkutan barang mengular hingga ke depan Terminal Kargo Gilimanuk pada Selasa, 24 Juni 2025.
Gangguan ini diakui oleh Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Gilimanuk, Ryan Dewangga, yang menyebutkan bahwa sejumlah faktor memicu terhambatnya operasional pelabuhan.
“Kondisi cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa hari terakhir menjadi salah satu penyebab utama terganggunya aktivitas pelayaran. Namun, tidak sampai terjadi penutupan jalur lintasan,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Ryan menjelaskan, selain cuaca ekstrem, faktor lain yang turut memengaruhi situasi tersebut adalah insiden operasional di jalur pelayaran. Salah satunya adalah peristiwa kapal yang sempat kandas, sehingga mengganggu pergerakan kapal lain di lintasan Selat Bali.
“Peningkatan volume kendaraan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya antrean panjang. Banyak kendaraan yang mengalami keterlambatan sebelumnya, sehingga akumulasi terjadi di pelabuhan Gilimanuk,” tambahnya.
Meskipun demikian, pihak ASDP memastikan bahwa kondisi antrean perlahan mulai terurai dan terkendali.
“Saat ini situasi memang masih padat, tapi ekor antrean sudah mulai bergerak maju dari titik sebelumnya,” jelas Ryan.
Hal senada juga disampaikan oleh Danposal Gilimanuk, Letda Laut (P) Bayu Primanto. Ia menyebutkan antrean sempat mencapai kawasan depan Terminal Kargo Gilimanuk, namun kini mulai menurun intensitasnya.
“Kami berharap cuaca buruk tidak berlangsung lama agar seluruh aktivitas pelayaran dapat kembali berjalan normal, aman, dan lancar,” ungkapnya.
Selain mengganggu logistik barang antarpulau, antrean kendaraan yang panjang di jalur nasional Denpasar–Gilimanuk turut berdampak pada kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut.
Pihak terkait kini terus melakukan pemantauan dan koordinasi intensif guna memastikan distribusi kendaraan tetap bergerak serta tidak menimbulkan penumpukan ekstrem.
Pemerintah dan operator pelabuhan mengimbau seluruh pengguna jasa penyeberangan agar terus memantau informasi terkini dan mengikuti arahan petugas di lapangan, terutama selama kondisi cuaca belum sepenuhnya membaik. (*)