Peristiwa

Tersangka Pencurian Meninggal Dunia di RSUP Sanglah, Polisi Tegaskan Penanganan Sesuai Prosedur

(Foto: Ilustrasi)
(Foto: Ilustrasi)

DENPASAR, INFO DEWATA – Seorang pria berinisial UA (45), tersangka kasus pencurian yang dikenal sebagai residivis spesialis pembobolan kos-kosan, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar pada Sabtu, 7 Juni 2025 sekitar pukul 23.53 WITA.

UA merupakan warga asal Sumbawa Barat yang sebelumnya ditahan di Polsek Kuta Selatan karena kasus pencurian. Menurut keterangan resmi dari Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, kondisi kesehatan UA mulai memburuk sejak 30 Mei 2025.

Selamat Setelah Hilang 12 Jam di Laut, WNA AS Ditemukan di Perairan Uluwatu

“Sekitar pukul 07.25 WITA, UA mengeluhkan sesak napas dan asam lambung saat berada di dalam ruang tahanan. Laporan dari sesama tahanan langsung ditindaklanjuti oleh petugas jaga,” ujar AKP Sukadi pada Selasa, 10 Juni 2025.

Menanggapi kondisi tersebut, petugas segera membawa UA ke Puskesmas Nusa Dua untuk pemeriksaan awal. Namun karena keluhannya tidak membaik, UA kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Trijata pada pukul 08.15 WITA untuk penanganan medis lanjutan.

Kondisi UA terus memburuk hingga malam harinya. Ia kembali dirujuk ke RSUP Prof. Ngoerah Denpasar (Sanglah), tempat ia menjalani serangkaian pemeriksaan mendalam, termasuk rontgen dan observasi intensif. Pada 31 Mei 2025 pukul 00.54 WITA, UA dipindahkan ke ruang High Care Unit (HCU) Mawar untuk penanganan lebih serius.

Diketahui, UA memiliki riwayat penyakit diabetes dan HIV, yang memperberat proses pemulihan. Pemeriksaan oleh dokter spesialis ginjal juga dilakukan untuk memantau kondisi organ dalamnya.

Setelah dirawat selama hampir sepekan, nyawa UA tidak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu malam, 7 Juni 2025.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa proses penanganan kesehatan terhadap UA telah dilakukan secara maksimal sesuai dengan protokol penanganan tahanan yang sakit.

“Penanganan terhadap UA telah dilakukan secara berjenjang mulai dari puskesmas hingga rumah sakit rujukan nasional. Kami pastikan semua prosedur dijalankan sesuai standar,” tegas AKP Sukadi.

Kematian UA menjadi sorotan penting terkait penanganan medis terhadap tahanan, terutama mereka yang memiliki penyakit bawaan serius. Kasus ini menunjukkan perlunya peningkatan perhatian terhadap kesehatan para tahanan yang rentan, termasuk deteksi dini kondisi kronis seperti HIV dan diabetes yang dapat memperburuk situasi dalam lingkungan penahanan.

Cari Kerja di Bali Kini Lebih Mudah, Generasi Muda Beralih ke Situs Lowongan Kerja Online

Pihak keluarga UA belum memberikan keterangan resmi, namun aparat menegaskan akan tetap melanjutkan tahapan administrasi dan penyelidikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. (*)

Bagikan