Peristiwa

Pelajar SMP di Denpasar Akhiri Hidup, Tinggalkan Surat Haru untuk Ayah dan Teman-Temannya

Petugas kepolisian bersama aparat TNI saat melakukan olah TKP di lokasi penemuan jasad seorang pelajar SMP yang ditemukan tewas gantung diri di kawasan Dangin Puri, Denpasar Timur. (Foto: Istimewa)
Petugas kepolisian bersama aparat TNI saat melakukan olah TKP di lokasi penemuan jasad seorang pelajar SMP yang ditemukan tewas gantung diri di kawasan Dangin Puri, Denpasar Timur. (Foto: Istimewa)

DENPASAR, INFODEWATA.COM – Peristiwa tragis mengguncang warga Dangin Puri, Denpasar Timur, pada Kamis (16/10/2025) siang. Seorang pelajar SMP berinisial KST (15) ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon dengan tali nilon, diduga mengakhiri hidupnya sendiri.

Korban pertama kali ditemukan oleh NMS, warga setempat yang baru pulang setelah berjualan. Saat membuka pintu kamar, ia terkejut melihat KST sudah tergantung di pohon di halaman belakang rumah. Ia pun segera meminta bantuan kepada para tetangga.

PDIP Bali Tetap Solid, Wayan Koster Kembali Terpilih Jadi Ketua DPD 2025–2030

Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi membenarkan adanya peristiwa tersebut. “Ditemukan dua lembar surat,” ujarnya pada Jumat (17/10/2025).

Surat pertama ditujukan kepada orangtuanya. Dalam surat itu, korban menulis dengan nada penuh penyesalan, “Omang akan denger kasih sayang bapak, perjuangan bapak tapi omang minta maaf sama bapak omang belum bisa mengasi harapan yang bapak inginkan dan omang maaf juga perbuatan omang. Omang sayang bapak.”

Sementara surat kedua ditulis untuk teman-temannya dengan isi, “Aku minta maaf sama temen-temenku kalo aku ada salah. TMPYK Rujak Sekawan Limo.”

Dari hasil pemeriksaan Tim Inafis Polresta Denpasar, ditemukan tanda jeratan pada leher korban, lidah tergigit, serta keluarnya cairan dari tubuh yang menandakan korban meninggal akibat gantung diri. Saat ditemukan, posisi kepala korban menghadap ke atas, kaki kanan menekuk, kaki kiri lurus, dan mengenakan celana pendek abu-abu.

Pihak keluarga menyatakan kejadian ini sebagai musibah dan memilih untuk tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

Tragedi ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat tentang perlunya perhatian terhadap kondisi psikologis remaja, terutama di tengah tekanan akademik maupun sosial yang mereka hadapi. (*)

Bagikan