KARANGASEM, INFODEWATA.COM – Seorang warga Desa Manggis dikejutkan dengan penemuan sebuah brankas tergeletak di tengah tegalan saat mencari kelapa pada Minggu (30/11/2025) sore. Brankas tersebut diketahui milik Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Yeh Poh, Kecamatan Manggis, yang dilaporkan hilang sejak Rabu (26/11/2025).
Kasi Humas Polres Karangasem, Ipda Nengah Artono, menjelaskan bahwa hilangnya brankas pertama kali diketahui oleh bendahara LPD ketika masuk kerja dan mendapati brankas yang biasa disimpan di bawah meja sudah tidak ada. “Bendahara kemudian menghubungi rekan dan ketua LPD karena brankas sudah tidak ada di tempatnya,” ujarnya, Senin (1/12/2025).
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan grendel pintu belakang kantor rusak, diduga dirusak pelaku sebelum mengambil brankas. Sejumlah pengurus sempat mencari brankas di sekitar area kantor, namun tidak menemukan hasil, sehingga Jro Bendesa Adat Yeh Poh turut dilaporkan mengenai kejadian tersebut.
Di dalam brankas tersebut tersimpan uang tunai lebih dari Rp143 juta serta sejumlah surat berharga, termasuk BPKB kendaraan milik nasabah. Laporan kemudian masuk ke Polsek Manggis sebagai laporan pengaduan masyarakat (Dumas).
Perkembangan baru muncul pada Minggu sore ketika seorang warga menemukan brankas bersandar pada batu besar di kebun miliknya. Temuan itu segera dilaporkan ke Jro Bendesa Adat Yeh Poh dan diteruskan ke pihak kepolisian. Pengurus LPD yang datang ke lokasi memastikan bahwa brankas tersebut benar milik LPD Yeh Poh. Kondisinya menunjukkan bekas congkelan sekitar 1 sentimeter, tetapi masih terkunci rapat.
Brankas selanjutnya dibawa ke Polsek untuk dibuka bersama pihak terkait. Dari hasil pemeriksaan, uang sebanyak Rp127 juta lebih masih tersisa, sementara sekitar Rp16 juta diduga telah diambil pelaku. Surat-surat berharga seperti BPKB mobil dan motor juga ditemukan utuh.
Ipda Artono menegaskan bahwa barang bukti telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut. “Penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap pelaku pencurian brankas LPD Yeh Poh,” tegasnya.
Kasus ini menambah daftar tindak pencurian yang menyasar lembaga keuangan desa dan kini menjadi fokus perhatian aparat untuk segera mengungkap pelakunya. (*)

