BADUNG, INFO DEWATA – Menjelang pelaksanaan Badung UMKM Week 2025 yang akan berlangsung pada 19 hingga 25 Agustus 2025 di Beachwalk Shopping Center, Kuta, Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskop UKMP) Kabupaten Badung menggelar proses kurasi produk UMKM guna memilih peserta terbaik yang akan tampil dalam ajang bergengsi tersebut.
Proses kurasi ini dilaksanakan pada Jumat, 1 Agustus 2025, bertempat di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung. Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 65 UMKM mendaftar sebagai calon peserta, 57 di antaranya lolos seleksi administrasi, dan 47 UMKM menghadiri kurasi langsung. Dari proses tersebut, hanya 28 UMKM terpilih yang nantinya akan mengisi stan pada acara utama.
“Dari sisi kualitas dan kreativitas, produk UMKM Badung sangat layak bersaing. Ini menjadi bukti nyata kontribusi UMKM dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan di desa, yang juga menjadi perhatian utama Bupati dan Wakil Bupati Badung,” ujar Plt. Kepala Diskop UKMP Badung, Anak Agung Ngurah Raka Sukadana.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah terus berkomitmen mendukung penguatan ekonomi desa melalui program Subsidi Kredit Usaha Mikro Badung Sejahtera (Sidikumbara), yang kini telah ditingkatkan dari semula Rp25 juta menjadi Rp100 juta per pelaku usaha.
“Kami berharap ke depan UMKM di Badung bisa membentuk semacam holding atau kelompok usaha sejenis. Dengan begitu, produk-produk unggulan dapat diarahkan untuk ekspor dengan dukungan pendampingan mulai dari permodalan, produksi, hingga pengemasan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM dan Kewirausahaan Diskop UKMP, I Made Wirya Santosa, menjelaskan bahwa proses kurasi dilakukan secara selektif mengingat keterbatasan ruang dan fasilitas yang tersedia dalam gelaran Badung UMKM Week 2025.
“Banyaknya pelaku UMKM yang mendaftar menunjukkan antusiasme tinggi. Namun karena keterbatasan tempat, kami melakukan kurasi agar hanya yang benar-benar memenuhi kriteria yang bisa tampil,” jelas Wirya.
Ia menegaskan bahwa kurasi ini tidak dimaksudkan untuk mengecilkan kualitas produk UMKM yang tidak terpilih, melainkan sebagai upaya menjaga standar mutu dalam pameran. Kriteria seleksi meliputi orisinalitas, kreativitas, dan penampilan produk. Khusus untuk produk olahan pangan, penilaian difokuskan pada rasa.
“Produk olahan pangan dengan tampilan dan inovasi bagus saja tidak cukup. Jika rasanya tidak sesuai dengan selera pasar, maka sulit bersaing,” tambahnya.
Wirya juga menekankan bahwa Badung UMKM Week bukan sekadar ajang pameran dan penjualan sementara, melainkan sebagai media promosi dan penelusuran pasar jangka panjang.
“Kami ingin peserta UMKM tidak hanya berjualan sekali saat event, tetapi juga mampu menjalin koneksi bisnis berkelanjutan. Sudah ada beberapa UMKM yang sukses menjadi vendor supermarket bergengsi di Bali hingga memiliki pelanggan tetap di luar negeri setelah ikut Badung UMKM Week sebelumnya,” ungkapnya.
Dengan proses kurasi yang ketat dan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan Badung UMKM Week 2025 dapat menjadi panggung strategis bagi pelaku UMKM di Badung untuk menembus pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional. (*)