KARANGASEM, INFO DEWATA – Pascaperayaan Hari Raya Galungan, Pura Besakih mengalami lonjakan signifikan jumlah pamedek, yang berdampak langsung terhadap sektor transportasi lokal. Data mencatat, jumlah ojek di kawasan Pura Besakih meningkat drastis dari sebelumnya 632 menjadi sekitar 1.200 pengemudi, menyusul tingginya kebutuhan mobilitas pamedek yang beribadah hingga 24 jam.
Pascagalungan, antrean panjang ojek di kawasan suci Pura Besakih menjadi pemandangan harian. Bahkan antrean ojek mencapai panjang hingga 50 meter. Penambahan jumlah ojek ini berasal dari berbagai banjar di sekitar Desa Adat Besakih dan juga dari 12 pragunung (kelompok pangayah) yang rutin terlibat dalam upacara besar di pura tersebut.
Selain para pengemudi ojek lokal yang kini tak hanya laki-laki, tapi juga ibu rumah tangga seperti Ni Komang Suriani dari Banjar Palak pengaturan armada dilakukan oleh pengelola ojek Pos Pura Manik Mas, Gusti Ngurah Panca. Ia mengoordinasikan lebih dari seribu ojek yang beroperasi di lima pangkalan utama.
Sejak puncak Hari Raya Galungan hingga kini (26/4). Aktivitas ojek berlangsung mulai pagi hari hingga dini hari, bahkan beberapa pengemudi melayani penumpang sepanjang 24 jam.
Lonjakan pamedek yang beribadah secara bergelombang, siang dan malam, membuat permintaan layanan ojek meningkat tajam. Para pamedek membutuhkan moda transportasi cepat dan fleksibel untuk mengakses berbagai pura di area yang cukup luas dan menanjak.
Peningkatan jumlah ojek ini memperluas peluang pendapatan masyarakat, terutama warga sekitar yang terlibat langsung. Menurut I Gusti Lanang Muliarta dari Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih, rata-rata pengemudi dapat mengantar pamedek 5 hingga 6 kali per hari dengan tarif Rp10.000 sekali jalan. Artinya, perputaran uang di sektor ini mencapai jutaan rupiah per hari.
Namun, pertambahan jumlah ojek juga membawa tantangan. Antrian giliran menjadi lebih lama, dan sistem antre wajib diterapkan untuk menjaga ketertiban. Jalur ojek pun diatur ketat, dengan larangan melintas di wilayah padat seperti jalur barat Ulun Setra dan sekitarnya demi menghindari kemacetan dan benturan dengan kendaraan pamedek lainnya.
Meski terjadi peningkatan signifikan, pihak pengelola menjamin bahwa seluruh aktivitas ojek tetap berjalan tertib dan sesuai ketentuan. Identifikasi antara ojek lama dan baru pun dibedakan melalui seragam: ojek lama mengenakan rompi, sementara yang baru memakai kaos hijau. (*)