BULELENG, INFODEWATA.COM – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng secara resmi meminta Google untuk menutup akses jalur Desa Panji menuju Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, dari layanan peta Google Maps. Permintaan ini diajukan menyusul seringnya terjadi kecelakaan di jalur sempit dan curam tersebut.
Jalur Panji–Sambangan selama ini dikenal sebagai jalur alternatif yang kerap digunakan pengemudi untuk mempersingkat waktu perjalanan dari arah Jawa menuju Denpasar melalui Buleleng. Namun, kondisi jalan yang menanjak tajam dan sempit membuat kendaraan besar kerap kesulitan melintas, bahkan tak jarang mengalami kecelakaan fatal.
Kecelakaan terakhir terjadi pada Rabu (1/10/2025), ketika seorang remaja bernama Ayu Febri (18) meninggal dunia akibat tertimpa mobil pikap pengangkut furnitur yang tidak kuat menanjak. Peristiwa tersebut menambah daftar panjang insiden maut di jalur tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Buleleng, Gede Gunawan Adnyana Putra, menjelaskan bahwa pihaknya sejak lama tidak merekomendasikan jalur itu dilalui oleh kendaraan besar atau pengangkut barang. Namun, karena masih tercantum sebagai rute cepat di aplikasi Google Maps, banyak sopir dari luar daerah tetap melintas tanpa mengetahui risiko bahaya di lapangan.
“Kami sudah melayangkan surat permohonan kepada Google melalui Dinas Kominfosanti Buleleng untuk menutup akses jalur ini di aplikasi. Jalur ini sangat berbahaya bagi kendaraan besar dan berat, apalagi jika sopir belum pernah melewati medan seperti ini,” ujar Gunawan, Selasa (7/10/2025).
Selain jalur Panji–Sambangan, Dishub Buleleng juga telah menutup akses jalur rawan kecelakaan lainnya di aplikasi Google, seperti ruas Desa Sambangan–Sangket dan Desa Tigawasa–Lovina. Pemasangan spanduk imbauan di titik-titik strategis juga dilakukan untuk memperingatkan pengendara agar tidak melewati jalur berisiko tinggi tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan, memastikan akan segera menindaklanjuti permohonan Dishub kepada pihak Google. Menurutnya, pengajuan tersebut harus dilengkapi dengan rute alternatif yang aman untuk menggantikan jalur yang ditutup.
“Jika disetujui, Google akan menambahkan peringatan bahwa jalur tersebut rawan kecelakaan sehingga pengguna dapat mengetahuinya lebih awal,” tandasnya.
Langkah ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas di Buleleng serta meningkatkan kesadaran pengendara dalam memilih jalur aman sesuai kondisi kendaraan yang digunakan. (*)