BADUNG, INFO DEWATA – Megawati Soekarnoputri resmi kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk periode 2025–2030 dalam Kongres ke-6 PDIP yang digelar tertutup di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Jumat (1/8/2025).
Kongres tersebut menarik perhatian karena dinilai berlangsung secara mendadak. Hingga Rabu, 30 Juli 2025, belum ada pengumuman resmi terkait pelaksanaannya. Ketua DPP PDIP Puan Maharani hanya memberi sinyal bahwa kongres akan digelar setelah bimbingan teknis (bimtek) nasional yang berakhir 31 Juli 2025. “Insya Allah, setelah bimtek kita akan ada kabarnya,” ujar Puan saat itu di Sanur, Denpasar.
Bimtek nasional diikuti sekitar 3.200 kader PDIP dari DPR RI, DPRD provinsi, hingga kabupaten/kota. Dalam acara ini, Megawati hadir langsung dan memberikan pembekalan terkait penguatan peran fraksi di legislatif, pentingnya soliditas partai, serta menegaskan dukungan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Kongres ke-6 berlangsung sangat tertutup dan dijaga ketat oleh Satgas PDIP, pecalang, serta aparat keamanan. Hanya Ketua, Sekretaris, dan Bendahara DPC yang diizinkan masuk ke ruang kongres dengan ID khusus. Hingga berita ini diturunkan, Megawati belum menyampaikan pidato pasca pengukuhannya.
Menariknya, pelaksanaan kongres ini hanya berselang satu malam dari pengumuman pemerintah terkait pemberian amnesti kepada Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. Hasto sebelumnya divonis 3,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada 25 Juli 2025 karena kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan dalam perkara PAW anggota DPR atas nama Harun Masiku.
Amnesti tersebut merupakan hak prerogatif presiden sesuai UUD 1945. Kebijakan itu menimbulkan spekulasi publik yang mengaitkannya dengan sikap politik Megawati yang menyatakan dukungan kepada pemerintahan Prabowo.
Megawati Soekarnoputri sendiri telah memimpin PDIP sejak 1999, menjadikannya salah satu ketua umum terlama di Indonesia. Ia juga dikenal sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia dan presiden perempuan pertama dalam sejarah bangsa. (*)