TABANAN, INFO DEWATA – Dua pendaki yang sebelumnya dilaporkan hilang di kawasan Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat, Selasa (8/7/2025) dini hari. Korban yang diketahui merupakan ibu dan anak bernama Astuti (40) dan Resta (19), sempat terpisah dari rombongan dan bertahan selama hampir tiga hari di tengah hutan pegunungan.
Menurut laporan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, pencarian dimulai segera setelah laporan diterima pada Minggu (6/7) malam. Lima personel diberangkatkan dari kantor SAR di Jimbaran, Badung, untuk menyisir jalur pendakian yang diduga menjadi titik terakhir keberadaan korban.
“Pencarian dilakukan menyeluruh, dan sempat ditemukan bekas makanan yang mengindikasikan keberadaan korban,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, dalam keterangannya.
Meski sempat menyisir hingga ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (MDPL), pencarian pada Senin (7/7) sore belum membuahkan hasil. Tim SAR gabungan yang kembali ke Pura Batukaru sekitar pukul 16.45 WITA melaporkan hasil nihil.
Namun, titik terang muncul pada malam harinya sekitar pukul 19.00 WITA, saat diterima informasi bahwa kedua korban telah bertemu dengan rombongan pendaki lain yang berjumlah lima orang di sekitar Pos 3 jalur pendakian Pura Malen. Mereka memberikan arahan jalan turun hingga akhirnya kedua korban terpantau di ketinggian 1.920 MDPL.
Tim dari Potensi SAR Bali Ranger Community kemudian berhasil menjumpai Astuti dan Resta di koordinat 8°19’52.9”S 115°04’51.6”E pada ketinggian 1.845 MDPL. Selanjutnya, keduanya turun bersama tim hingga tiba di Pura Malen pukul 01.15 WITA.
“Keduanya dalam keadaan selamat, meskipun sang ibu dilaporkan mengalami kedinginan. Setelah proses evakuasi, korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga,” imbuh Sidakarya.
Proses penyelamatan ini melibatkan kerja sama tim SAR gabungan, aparat kepolisian, dan komunitas pendaki lokal. Cuaca yang sempat turun hujan dan suhu rendah menjadi tantangan utama selama pencarian.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kedisiplinan dalam pendakian dan pentingnya tidak memisahkan diri dari rombongan, terutama di medan yang cukup ekstrem seperti Gunung Batukaru. (*)