TABANAN, INFO DEWATA – Empat pendaki asal Denpasar dilaporkan tersesat saat mendaki Gunung Batukaru, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada Minggu, 29 Juni 2025. Beruntung, seluruhnya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat pada Senin pagi, 30 Juni 2025, setelah sempat hilang kontak dan diduga salah mengambil jalur pendakian.
Keempat pendaki tersebut diketahui bernama Ketut Ganes Sandiago (16), Daniello Christiano Baskoro Seubelan (16), Heppy Ratna Utami (18), dan Ni Kadek Chyntia Dewi (18). Mereka seluruhnya tinggal di wilayah Kota Denpasar, dan dua di antaranya masih berstatus pelajar.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan sejak dini hari oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Tabanan, Tim Rescue Pos Pencarian dan Pertolongan Buleleng, serta pemandu lokal.
“Para pendaki ditemukan dalam kondisi selamat dan berkumpul pukul 09.15 WITA di pos yang telah ditentukan. Dari empat pendaki, dua orang merupakan pelajar,” ujar Srinadha Giri saat dikonfirmasi, Senin (30/6/2025).
Tim SAR yang terdiri dari tujuh personel diberangkatkan menggunakan kendaraan Rapid Deployment Land SAR Unit menuju titik pencarian di kawasan Pura Malen, Desa Pujungan, Tabanan pada pukul 02.30 WITA.
Sekitar dua jam kemudian, mereka tiba di lokasi pada ketinggian 1.157 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan segera melakukan koordinasi serta pembagian tugas pencarian.
Sekitar pukul 08.10 WITA, salah satu pendaki bernama Ketut Ganes berhasil dihubungi melalui telepon. Ia menginformasikan bahwa dirinya berada di ketinggian 1.185 mdpl, namun di jalur pendakian yang berbeda dari jalur utama.
Melalui panduan telepon, Ketut Ganes diarahkan kembali menuju titik awal dan turut memberikan lokasi ketiga rekannya yang tak jauh dari tempatnya.
Seluruh pendaki akhirnya ditemukan dan berhasil dievakuasi melalui jalur Pura Sari Buana, Desa Wanagiri, Kecamatan Pupuan, yang berbeda dari jalur awal pendakian.
“Syukurnya, semua dalam keadaan sehat. Kami tetap mengimbau para pendaki agar menggunakan pemandu lokal dan tidak melakukan pendakian tanpa persiapan yang matang,” tegas Srinadha Giri.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan serta perencanaan matang dalam kegiatan alam bebas, khususnya di medan pegunungan yang cukup menantang seperti Batukaru. (*)