Politik

Wamen P2MI Dorong Optimalisasi Kapal Pesiar dan Perangi Rekrutmen Ilegal di Bali

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran (Wamen P2MI), Christina Aryani, melakukan kunjungan kerja di Bali, Sabtu (26/4).
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran (Wamen P2MI), Christina Aryani, saat melakukan kunjungan kerja di Bali, Sabtu (26/4).

BADUNG, INFO DEWATA – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Benoa, Bali, sebagai bagian dari upaya pemerintah memperkuat pelindungan pekerja migran dan memerangi praktik rekrutmen ilegal.

Dalam agenda tersebut, Wamen Christina meninjau kapal pesiar Oceania Insignia dan berdialog langsung dengan sejumlah pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di kapal tersebut. Dalam percakapan santai itu, dua pekerja mengeluhkan kendala terkait pengurusan dokumen visa.

Ratusan Pekerja di Badung Gelar Aksi, Soroti Maraknya Pekerja Asing Ilegal di Bali

Menanggapi keluhan itu, Christina langsung memberikan penjelasan mengenai prosedur resmi pengurusan visa, sekaligus menekankan pentingnya pemahaman yang benar terhadap mekanisme administrasi pekerja migran.

Menurut Christina, sektor hospitality, khususnya industri kapal pesiar, memiliki potensi besar bagi peningkatan kesejahteraan pekerja migran Indonesia. Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu lebih serius menggarap peluang ini, mengingat sektor tersebut menawarkan jenjang karier jelas, penghasilan layak, serta perlindungan asuransi bagi pekerja.

Namun, Wamen P2MI juga mengingatkan tentang ancaman rekrutmen ilegal yang masih marak, bahkan di era keterbukaan informasi. Ia mengungkapkan keprihatinan bahwa banyak generasi muda yang terjerat tawaran palsu melalui media sosial, tergoda oleh janji gaji tinggi dan proses keberangkatan yang instan.

Korban rekrutmen ilegal bukan hanya dari kalangan yang kurang informasi. Kini, banyak generasi muda yang paham teknologi justru tetap terjebak oleh iklan-iklan rekrutmen ilegal,” ujar Christina.

Ia mencontohkan kasus pekerja migran yang diberangkatkan ke Kamboja dan Myanmar meski sudah banyak pemberitaan negatif terkait praktik ilegal di negara tersebut.

“Di era informasi seperti sekarang, sangat mudah melakukan verifikasi. Jangan mudah tergiur oleh tawaran yang tidak jelas asal-usulnya,” tegas Christina.

Untuk mengatasi hal ini, Christina mendorong masyarakat, khususnya warga Bali, untuk aktif melakukan verifikasi informasi melalui BP3MI Bali atau mengakses informasi resmi di website SISKOP2MI (http://siskop2mi.bp2mi.go.id). Melalui platform ini, masyarakat bisa mendapatkan data akurat terkait lowongan kerja di luar negeri, rincian gaji, serta profil perusahaan penempatan. (*)

Teror Jambret di Bali: Komplotan Sasar Turis Asing, Uang Hasil Kejahatan untuk Judi dan Susu Anak

Bagikan